Cilacap, Komunitastodays,- Masyarakat Tionghoa Cilacap pada era Hindia Belanda mungkin jarang diketahui oleh warga, meski sisa-sisa kejayaannya masih dapat dilihat hingga saat ini. Orang Tionghoa di Cilacap merupakan bagian penting dari perjalanan sejarah Kabupaten Cilacap.
Berawal dari mengumpulkan arsip dan foto-foto Tionghoa di Cilacap, Pegiat Sejarah dari Komunitas Tjilatjap History, Riyadh Ginanjar, membuat buku karya tulis berjudul Tionghoa Cilacap. Buku itu berisi Sejarah dan Perkembangan Tionghoa Cilacap. Perilisan buku ini saat peringatan HUT RI ke-78.
“Buku ini mencoba membangkitkan kembali memori kehidupan masyarakat Tionghoa di Cilacap pada masa lalu. Pada tahun 1900-an, mereka telah membangun fasilitas sosial seperti sekolah, tempat pengobatan, percetakan, tempat hiburan, dan sebagainya. Yang semuanya itu tentunya meramaikan perdagangan di Cilacap,” ujarnya, Sabtu (26/8/2023).
Tak hanya itu saja, pada era sebelum kemerdekaan, masyarakat Tionghoa Cilacap juga turut melestarikan adat kebudayaan Jawa. Mereka mengenakan pakaian kebaya dan beskap.
“Ternyata sampai saat ini masih banyak yang melestarikannya, mereka tidak kelihatan orang Cinanya. Sampai sekarang masih banyak yang seperti itu, cuman kita banyak yang tidak tahu,” ujarnya.
Sedangkan untuk peristiwa yang menonjol, menurut Riyadh, mereka harus menghadapi kehidupan keras. Khususnya saat peristiwa pasca Kemerdekaan Republik Indonesia.
“Yang menonjol, kehidupan keras pasca kemerdekaan RI, mereka harus mengungsi, rumah dibakar dan hartanya dijarah,” imbuhnya.
Buku tersebut rilis setelah penulis mengadakan riset sekitar 2 tahun. Buku ini ada sebanyak 73 halaman berisi foto-foto dan tulisan cerita sejarah dan perkembangan Tionghoa di Cilacap.
Buku ini bisa didapat di Sekretariat Komunitas Tjilatjap History di Jalan Jawa 1B, Kelurahan Gunungsimping, Kecamatan Cilacap Tengah atau juga di Azana Asia Hotel Cilacap. Buku ini berharga Rp50 ribu.
Editor: Kholil Rokhman