Taput, Komunitastodays.co,- Kelangkaan Pertalite dan Pertamax di SPBU Nagasaribu, Kabupaten Tapanuli Utara, kembali memanas. Sejak pagi, Senin ( 1/12/2025) antrean mengular hingga puluhan meter. Warga, sopir angkot, hingga pengantar bantuan sosial dibuat kelimpungan akibat nihilnya pasokan BBM. Kondisi ini semakin menambah keresahan masyarakat dan memicu desakan agar pemerintah segera hadir memberikan solusi.
Sopir angkot, S. Siregar, yang setiap hari bergantung pada BBM untuk mencari nafkah, mengaku sangat terhambat.
“Kami sopir angkot sangat tertimpa masalah kalau minyak kosong begini. Pendapatan merosot, waktu habis menunggu. Kami sangat berharap pemerintah dan Pertamina cepat turun tangan memenuhi BBM di sini,” ucapnya penuh harap.
Keluhan lebih keras datang dari warga bermarga Sigalingging. Ia telah mengantre sejak pukul 07.30 WIB, namun bahkan hingga 15.52 WIB, Pertalite maupun Pertamax belum juga tersedia.
“Sudah hampir delapan jam saya menunggu. Ini sangat menyiksa. Kami masyarakat butuh kepastian, bukan janji kosong,” tegasnya.
Situasi ini bukan sekadar mengganggu aktivitas warga, tetapi juga menghambat misi kemanusiaan. Silaban, pengantar bantuan untuk korban bencana di Kecamatan Pakkat, Kabupaten Humbang Hasundutan, mengatakan distribusi bantuan bisa terhenti jika kelangkaan BBM terus berlanjut. Bantuan tersebut berasal dari masyarakat dan dari Anggota DPRD Provinsi Sumut, Manaek Hutasoit, SE (Fraksi Golkar).
“Kami sudah meminta kepada polisi yang bertugas dan petugas SPBU untuk memprioritaskan kendaraan pengangkut bantuan sosial. Ini menyangkut kepentingan banyak orang. Kami juga mendesak pemerintah segera mengatasi kelangkaan ini sebelum dampaknya semakin luas,” ujar Silaban menegaskan.
Kelangkaan BBM ini kini menjadi persoalan darurat yang menyentuh hajat hidup masyarakat banyak. Warga berharap pemerintah daerah maupun pusat tidak tinggal diam dan segera memastikan suplai BBM kembali normal, demi menjaga roda ekonomi dan kelancaran distribusi bantuan kemanusia. (Sumantor Manalu)







