Tangerang, Komunitastodays.co, – Dalam upaya memperkuat peran perempuan di sektor strategis nasional, ALFI CONVEX 2025 menyelenggarakan forum berjudul “Breaking Barriers, Building Futures: Indonesia Women Leaders in Logistics and Transport 2025.”
Forum ini menandai momentum bersejarah dalam upaya mendorong inklusivitas dan kepemimpinan gender di industri logistik dan transportasi, sektor yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional.
Meskipun industri logistik dan transportasi merupakan sektor vital yang berkontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia, keterlibatan perempuan di dalamnya masih sering dianggap terbatas. Forum ini hadir untuk mendobrak pandangan tersebut dengan menampilkan empat perempuan pemimpin asosiasi industri maritim dan logistik terkemuka di Indonesia.
Peningkatan Representasi Perempuan
Liana Trisnawati, Ketua Umum Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI), menyoroti peningkatan representasi perempuan yang nyata dalam sektor ini.
“Dalam dua tahun terakhir, 2022-2024, persentase perempuan di sektor maritim telah meningkat sebesar 3,36%. Hal ini merupakan pengakuan nyata dari dunia usaha, politik, legislatif, dan korporasi terhadap kepemimpinan perempuan,” ujar Liana.
Beliau menambahkan bahwa persentase pelaut perempuan Indonesia bahkan berada di atas rata-rata global, yang masih kurang dari 2%.
Senada, Carmelita Hartoto, Ketua Umum Indonesian Shipowners’ Association (INSA), menekankan bahwa penting bagi perempuan untuk diberikan kesempatan di industri ini.
Ia menyatakan bahwa meskipun sering muncul keraguan apakah perempuan bisa menguasai pekerjaan di bidang shipping dan pelabuhan, kenyataannya menunjukkan bahwa perempuan pasti mampu melakukannya jika diberi peluang.
Beliau juga menambahkan bahwa dengan semakin majunya peran perempuan sebagai pemimpin negara, dan posisi pejabat perempuan yang strategis, industri ini pasti akan lebih maju.
Utami Prasetiawati, Ketua Umum Perkumpulan Logistik Berikat Indonesia (PPLBI), membagikan strategi organisasinya dalam memberdayakan perempuan, dengan menekankan bahwa kunci keberhasilan adalah terus belajar dan mengelilingi diri dengan orang-orang yang berorientasi maju.
“Kami juga tidak memberikan pengecualian pada perempuan; saya tetap meminta karyawan perempuan untuk dinas luar, khususnya di pelabuhan. Kami tunjukkan bahwa semua itu bisa dipelajari, karena bisa jadi di bidang-bidang yang biasanya dikerjakan laki-laki, justru perempuanlah yang sukses,” jelas Utami.
Juliana Sofhia Damu, FCILT, Wakil Ketua Umum Asia Tenggara, Global Woman in
Logistics and Transport, menutup diskusi dengan pesan inspiratif, menegaskan bahwa
kepemimpinan adalah proses belajar yang berkelanjutan. Ia menekankan bahwa tidak ada “karpet merah” untuk mencapai kesuksesan. Satu-satunya jalan adalah memperlengkapi diri dengan knowledge dan skill yang memadai, serta terus meningkatkan kemampuan diri dalam literasi kepemimpinan. (Fer)







