Jakarta, Komunitastodays, – Perjalanan spiritual 38 Bhikkhu Thudong dengan berjalan kaki sejauh 2.800 Km dari Bangkok, Thailand melewati Malaysia – Singapura, dan memasuki wilayah Indonesia dari Batam untuk menuju Jakarta melalui Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Dan tiba pukul 18.30 WIB untuk bermalam di Vihara Hemadhiro Mettavati jl. Kapuk Raya, Gg. Mawar, Cengkareng, Jakarta Barat. Jumat (18/4/25) malam.
Kedatangan 38 Bhikkhu Thudong di Vihara Hemadhiro Mettavati mengundang simpati berbagai kalangan. Tua muda dari beragam latar belakang agama. Bahkan, ibu-ibu marawis dari Majelis Taklim Al-Mukhlisin menyambut dengan irama tabuhan gendang kecil, serta sorak sorai anak-anak pengajian. Animo masyarakat yang datang sangat luar biasa, dan ada juga yang memberikan air mineral kemasan kepada para Bhikkhu.
Selain itu, Wakapolsek Cengkareng AKP. Wiyanto, Kanit Intel AKP. Samsul Bahri, Bhabinkamtibmas Kelurahan Kapuk, Babinsa Koramil 04/ Cengkareng, Laskar Macan Ali Kesultanan Cirebon, serta Ketua RW. 01 turut juga menyambut kedatangan para Bhikkhu Thudong.
Hal ini merupakan keharmonisan dalam hidup berdampingan secara damai, serta mewujudkan persatuan dan kesatuan tanpa memandang perbedaan latar belakang agama.
Bahkan, Wakapolsek Cengkareng AKP. Wiyanto bersama Kanit Intel AKP. Samsul Bahri ikut berjalan kaki selepas Gerbang Tol Prof. Dr. Sedyatmo sejauh kurang lebih 3,5 kilometer, serta mengawal kelancaran perjalanan spiritual 38 Bhikkhu Thudong untuk bermalam di Vihara Hemadhiro Mettavati.
“Kami ikut berjalan kaki mengantar ke Vihara Hemadhiro, serta memberikan pelayanan dan pengamanan kepada 38 Bhikkhu Thudong,” jelas AKP. Wiyanto.
Setibanya di halaman Vihara, para Bhikkhu Thudong dipersilahkan duduk dibangku yang telah disiapkan untuk membasuh kaki para Bhikkhu dengan air yang dicampur bunga melati sebelum masuk ke dalam Vihara untuk melakukan Puja bakti dan Sanghadana.
Kemudian, para Bhikkhu dan umat Buddha bersujud, membaca doa, dan merenungkan ajaran Buddha melakukan Puja bakti atau sembahyang, dilanjutkan dengan Sanghadana atau pemberian donasi kepada komunitas Bhikkhu.
Salah satu yang paling menarik dari kedatangan para Bhikkhu adalah kiprah paguyuban Laskar Macan Ali dari Kesultanan Cirebon yang dipimpin Panglima Prabu Diaz mengawal dan melayani 38 Bhikkhu thudong dari Bangkok melewati empat negara, dan target berakhir tanggal 10 mei 2025 di candi agung borobudur, Magelang, Jawa tengah untuk merayakan hari waisak 2569 BE yang jatuh pada hari senin, 12 mei 2025.
Dalam wawancara singkat, Panglima Prabu Diaz mengatakan, Laskar Macan Ali sudah dua kali mendampingi para bhikkhu berjalan kaki dari Thailand hingga Candi Borobudur, pertama kali di tahun 2023.
“Kami dari Laskar Macan Ali, dua tahun ini mengiringi para bhikkhu thudong dari mulai thailand sampai borobudur. Insya Allah semuanya sehat,” kata Panglima Prabu Diaz dalam bincangnya dengan Komunitastodays.co.
“toleransi itu sudah diajarkan oleh leluhur kami sunan gunung jati, Syeh Syarif Hidayatulloh. Jadi kami tidak ada maksud apa-apa, akan tetapi kami hanya menjalankan marwah leluhur kami, yaitu Toleransi,” ungkap Prabu Diaz.(DVD/FN)