Jakarta,Komunitastodays,-Secara populasi, jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari jumlah pria. Dari segi ekonomi dan kesejahteraan, kaum perempuan dan anak memiliki posisi yang lemah dan rentan.
Politik adalah mekanisme perjuangan demi kesamaan dan keadilan. Politik itu dinamis, bukan sesuatu yang kaku. Bagaimanakah mengangkat kaum perempuan bila belum seluruh partai politik konsisten menyediakan kursi kuota 30 persen itu?
Kebijakan kuota 30 persen perempuan Indonesia duduk di lembaga legislatif belum seluruhnya terbukti di lapangan. Sekalipun partai-partai politik mewacanakannya menjelang pemilu, hasil akhirnya masih tak mudah ditebak.
Anggota DPP Partai Golkar Bidang Hubungan Ormas dan Ketua Bidang Industri Dagang Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG), Mahalinda Napitupulu, mengatakan, kuota 30 persen perempuan dalam parlemen seharusnya ada dalam setiap pemilu. Bahkan, kuota 30 persen itu bisa dinaikkan menjadi 40 persen agar wadah-wadah perempuan bisa dijadikan sebagai wadah calon wakil rakyat.
“Saya sebagai perwakilan wanita, menilai tidak ada salahnya untuk menaikkan kuota itu menjadi 40 persen. Menurut saya, 40 persen itu bukan angka yang terlalu tinggi, apalagi sudah terbukti bahwa dengan adanya keaktifan wanita di parlemen, maka aspirasi rakyat bisa lebih didengar. Suara hati ibu biasanya lebih dekat dengan suara hati rakyat,” kata Mahalinda di sela kegiatan Partai Golkar di Slipi, Jakarta, Senin (18/4/2022) sore.
Di Partai Golkar perempuan memiliki wadah yang disebut Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG). Kehadiran sayap Partai Golkar ini cukup kontributif. Pada Pileg 2019, KPPG mengirimkan 19 orang kadernya ke DPR RI. Dari jumlah itu, 7 orang petahana dan 11 adalah pendatang baru. Artinya, Partai Golkar konsisten memperjuangkan perempuan duduk di parlemen.
Rekonsolidasi terus dilakukan KPPG agar wanita dapat mempunyai suara yang banyak, yang disumbangkan ke Partai Golkar pada Pemilu 2024.
Setiap KPPG melakukan pelatihan dan kaderisasi, dari tingkat pusat hingga daerah untuk memberdayakan perempuan. Pelatihan itu disebut orientasi fungsionaris, yang berkontribusi pada jumlah suara Partai Golkar.
Menurut Mahalinda, saat ini kaum perempuan Indonesia memiliki kapasitas, intelektualitas, leadership dan kredibilitas yang mumpuni. Mereka ada di wadah-wadah strategis dan amat potensial untuk menjadi wakil rakyat dan memperjuangkan kesejahteraan rakyat.
Saat ini Partai Golkar sedang melakukan konsolidasi ke seluruh daerah. Di 33 provinsi, Partai Golkar mempunyai DPD 1 dan DPD 2 dengan struktur organisasi yang kuat.
Semua kader Partai Golkar, dari pusat sampai daerah dan desa, kata Mahalinda, diharapkan berpartisipasi aktif untuk memenangkan suara Partai Golkar, termasuk lewat wadah KPPG.
“Saya optimis, pada Pemilu 2024 Partai Golkar akan meraih suara terbanyak, menjadi pemenang dengan jumlah kursi terbanyak, karena Golkar adalah partai politik yang mendukung kaum perempuan untuk bisa berpartisipasi aktif dalam politik dengan menjadi anggota parlemen,” pungkasnya.
Partai Golkar merupakan partai politik besar dalam sejarah negeri ini. Sistem kaderisasi dan pemberdayaan anggotanya menjadi suatu kekuatan, yang membuat partai ini tak oleng ketika diterpa badai.
Di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto Partai Golkar sungguh melayani dan konsisten memperjuangkan rakyat, termasuk memberi perhatian pada rekrutmen kaum perempuan Indonesia. * (Rika)