Komunitastodays.co – Jakarta| Ketua Komisi Informasi (KI) DKI Jakarta, Harry Ara Hutabarat, menegaskan pentingnya sinergi antara KI dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dalam memperkuat demokrasi. Hal itu disampaikannya dalam Podcast KI DKI Jakarta yang menghadirkan Ketua PWI Jaya, digelar di Gedung Graha Mental Spiritual, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (21/8/2025).
“Media adalah pilar pertama demokrasi. Jika media tidak ada, jika jurnalis tidak hadir, maka demokrasi seperti apa yang bisa berjalan? KI tidak bisa bergerak sendiri, karena PWI adalah ruh demokrasi yang paling tinggi,” ujar Harry.
Menurut Harry, secara teknis Komisi Informasi bertugas menyelesaikan sengketa informasi. Namun, media memegang peranan vital dalam mencerahkan publik dan mengawal kepentingan masyarakat.
“Musuh demokrasi bukan negara lain, melainkan ketika kepentingan publik tidak dikawal. Karena itu, diperlukan media yang kuat. Sinergi ini bukan hanya dengan pimpinan PWI, tetapi juga jurnalis di lapangan. Mereka adalah garda depan check and balance dalam demokrasi,” jelasnya.
Harry juga menyoroti Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) yang belum sepenuhnya dipahami hingga level jurnalis lapangan. Padahal, UU ini penting untuk memastikan keterbukaan informasi bagi publik.
“KI hanya memastikan sebagai hilirnya, sebagai majelis komisioner. Nafas demokrasi adalah keterbukaan informasi. Sayangnya, mekanisme KIP masih minim dimanfaatkan, hanya segelintir saja,” katanya.
Baca juga: Mayoritas PWI Provinsi Dukung Munir, Siap Pimpin PWI Pusat 2025–2030
Melalui Anugerah Jurnalistik MH Thamrin ke-51, KI DKI Jakarta memberikan dukungan penuh bagi media sebagai pilar demokrasi.
“Podcast ini menjadi gema pilar demokrasi. Media harus berdiri kokoh dan teguh, karena publik Jakarta berharap banyak. KI hadir sebagai pemantik agar keterbukaan informasi semakin kuat,” tutup Harry.
Baca juga: Panpel Pastikan Kongres Persatuan PWI 2025 Bisa Disaksikan Lewat Live Streaming YouTube
Sementara itu, Ketua PWI Jaya Kesit Budi Handoyo menegaskan peran pers di tengah era disrupsi dan banjir informasi digital.
“Media tidak boleh mati. Justru saat terjadi disrupsi dan post-truth, pers hadir sebagai penyeimbang sekaligus penenang masyarakat,” ujarnya.
Baca juga: PWI DKI Jakarta Rayakan Kemerdekaan Lewat Aksi Ketangkasan Menembak di Sentul
Kesit mengakui industri media menghadapi keterbatasan, termasuk pengurangan awak redaksi. Namun, pers tetap menjadi penopang informasi yang akurat. Ia menekankan pentingnya Anugerah Jurnalistik MH Thamrin ke-51 yang akan digelar pada 29 Agustus 2025 di Auditorium RRI Jakarta.
“Anugerah ini menjadi wadah insan media untuk berkarya sekaligus menggali dinamika Jakarta. Tahun ini ada tujuh kategori lomba. Tema KIP ke depan perlu diperkuat dengan peningkatan kolaborasi dan sinergi,” jelasnya.
Meski PWI menghadapi agenda kongres pusat, Kesit menegaskan PWI Jaya tetap konsisten dan mandiri menyelenggarakan kegiatan dengan dukungan mitra.
“Kepercayaan mitra masih tinggi. Ini bentuk penghargaan PWI Jaya untuk rekan-rekan media,” katanya.
Kesit berharap momentum ini dapat meningkatkan literasi media masyarakat tentang keterbukaan informasi publik.
“Kami yakin dengan sosialisasi KI yang tepat, bisa menjadi sarana mendekatkan diri dengan publik, bahkan diperkuat dengan MoU ke depan,” harapnya.