Menu

Mode Gelap
Wali Kota Jakarta Barat Buka Seleksi Abang None 2025, Tekankan Pentingnya Pertahankan Prestasi Disaksikan Dewan Pers, PWI Akhirnya Tandatangani Panitia Bersama Kongres Persatuan Kasad Hadiri Pembukaan Indo Defence 2025 Expo & Forum Fun Bike Siwo PWI Jaya Catat Rekor Peserta dan Berlimpah Hadiah Hendry dan Zulmansyah Sepakat Kongres Persatuan PWI Digelar Agustus 2025

Ekbis ยท 21 Sep 2024 16:34 WIB

Jangan Salah! Financial Freedom Bukan Hanya Terkait Pendapatan!


 Jangan Salah! Financial Freedom Bukan Hanya Terkait Pendapatan! Perbesar

Jakarta, Komunitastodays,-Ketika kamu memesan makanan di cafe, melihat sekilas harga, lantas mempermasalahkan harga tersebut dan menimbang…

“Mengapa mahal sekali? Apa sebab bahannya yang mahal? Tempat yang mewah? Atau sebab proses pembuatan yang susah?”

Kata-kata tersebut terlontar seolah tak bersalah. Namun sebetulnya jika kalimat itu masih ada dalam kamusmu, maknanya kamu masih belum mencapai financial freedom. Sebab ketika financial freedom sudah menjumpai hidupmu, otomatis uang yang menjadi in-come milikmu akan lebih banyak ketimbang output-mu, baik harian maupun bulanan.

Financial freedom adalah kondisi di mana seseorang telah mencapai kenyamanan dan kesetaraan dalam keuangan, stabilitas, serta jumlah uang yang dimiliki tentu lebih banyak dalam pengeluarannya tanpa perlu memikirkan kondisi tersebut lagi. Sehingga pada kondisi ini seseorang akan mencapai kebebasan ekonomi yang tak terbatas. Lantas jika kamu melihat prespektif dari generasi sekarang, mayoritas menganggap ketika mereka sudah memiliki pendapatan dua digit mereka sudah menerapkan pola hidup hedonisme. Pendapatan dua digit bukanlah patokan financial freedom. Misal kata kamu memiliki gaji 13 juta per bulan, tetapi masih ada cicilan motor yang perlu dibayar, token yang perlu dibayar, atau pajak-pajak dan iuran itu masih menggerogoti hatimu, setiap malamnya pulang kerja terkadang kamu terpikir tentang bayaranmu, maka kondisi tersebut hanya sebatas cukup tetapi kamu belum mencapai financial freedom yang sesungguhnya.

Patokan financial freedom yang sesungguhnya adalah bagaimana kondisi mentalmu memproses keuanganmu dan seberapa banyak keuangan yang harus kamu keluarkan setiap hari dan setiap bulannya. Misal kata pendapatanmu mencapai 20 juta per bulan, tak terlalu banyak maupun sedikit. Akan tetapi, per bulannya dalam kebutuhanmu hanya mengeluarkan dana sebanyak 7 juta, sudah termasuk pajak atau yang lainnya. Maka kondisi tersebut dapat disebut sebagai financial freedom sebab kamu tak digerogoti atau dihantui oleh cicilan, malahan setelah membayar cicilan kamu masih dapat menabung kurang lebih 13 juta jika sisa dari semua itu sepenuhnya ingin ditabung. Kondisi seperti ini jika sudah berlangsung selama 10 tahun saja, sudah dapat menghasilkan tabungan kurang lebih sebanyak 130 juta.

Jika dilihat dari prinsip keuangan itu sendiri, sebenarnya mahal atau tidaknya suatu barang adalah tergantung kas yang kita pegang. Tentunya semakin banyak uang yang tersebar di penyimpananmu, barang yang mahal itu malah seperti tidak ada artinya; mirip seperti konsep inflasi. Dalam financial freedom, kondisi ini terjadi bukan sebab nilai mata uang melemah, melainkan terjadi sebab uang yang kamu pegang dalam penyimpananmu lebih banyak daripada nilai barang itu sendiri, sehingga kamu dapat merasa lebih bebas dalam memenuhi kebutuhan, maupun mengkonsumsi suatu barang.

Seperti yang telah tercantum di atas, suatu kondisi yang dapat dikatakan sebagai financial freedom adalah ketika kamu memiliki pendapatan sekian, tetapi kamu masih dapat menyisihkan banyak untuk kembali ditabung dan/atau diinvestasikan. Sehingga peluangmu untuk membeli barang sesuai kebutuhanmu lebih besar dibandingkan ketika kamu memiliki pendapatan yang besar tetapi cicilan, dan utangmu membumbung tinggi.

Banyak orang terjebak dalam fase stress finansial. Menganggap bahwa gaji tinggi dapat dihamburkan dalam sekejap, padahal untuk mencapai kebebasan mereka wajib untuk memiliki tabungan terlebih dahulu, dan tentunya tabungan baru dapat tercipta ketika semua iuran dalam hidupmu sudah terbayar lunas. Setidaknya dalam hidupmu, kamu wajib untuk mengetahui bahwa lebih baik mengeluarkan uang untuk pajak yang sapat memenuhi kehidupan. Misalnya, mengeluarkan uangmu untuk membayar BPJS bulanan. Tentu saja, sebagai manusia ada fase di mana kamu jatuh sakit. Sebenarnya, tidak masalah jika membayar iuran untuk hal yang krusial. Tetapi akan menjadi gawat jika uangmu digunakan untuk kredit yang tidak memberikan dampak apa pun. Dalam perjalanan menuju kebebasan finansial, lebih baik untuk mengurangi pendanaan yang dapat ditunda.

Maka untuk menjawab dialog yang telah dicantumkan di paling atas. Ketika kamu merasa harga roti bulat di cafe terdekat rumahmu masih mahal, sebaiknya kamu membalikkan badanmu dan kembali mengatur keuanganmu. Berikan ulas balik terhadap dirimu sendiri. Jangan-jangan kamu masih terlilit banyak iuran yang sebenarnya hanya gengsimu semata. ( Arther efflin)

Artikel ini telah dibaca 91 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

BRImo, Aplikasi Perbankan Digital BRI yang Semakin User-Friendly

11 June 2025 - 21:20 WIB

Roti Ghoni Resmi Hadir di Sukabumi, Tawarkan Rasa Autentik dalam Balutan Konsep Modern

10 June 2025 - 20:25 WIB

Putra Jaya Grup Hadir Kedua Kali di Pameran INAPA 2025 Digelar di JIExpo, Diikuti 1.500 Perusahaan

21 May 2025 - 15:54 WIB

Yayasan Perempuan Bersinar Gelar Halal Bi Halal dan Talk Show Peringati Semangat Kartini

28 April 2025 - 17:04 WIB

Teknologi Pakaian Sehat Asal Jepang, Relive Wear Resmi Masuki Pasar Indonesia

17 April 2025 - 12:37 WIB

Ichiban Sushi Hadir di Medan dengan Menu Inovatif dan Desain Restoran Kekinian

22 March 2025 - 16:13 WIB

Trending di Ekbis