Menu

Mode Gelap
Kongres PWI 2025 Tetapkan Daftar Pemilih Tetap dan Jumlah Peninjau Kongres Persatuan PWI Segera Dilaksanakan, SC dan Peserta Kongres Sudah Disepakati Diskominfotik DKI Jakarta Dukung Penuh Kongres Persatuan PWI 2025 Panitia Tetapkan Kongres Persatuan PWI 2025 di BPPTIK Komdigi Cikarang Kasatgas Pangan: Kasus Beras Tak Sesuai Mutu Naik ke Penyidikan

Kesehatan ยท 24 Sep 2024 07:54 WIB

Simak Praktisi Kesehatan Masyarakat dr Ngabila Salama : Kenapa Harus BPA-Free?


 Oplus_0 Perbesar

Oplus_0

Jakarta, Komunitastodays,- Praktisi Kesehatan Masyarakat dr Ngabila Salama, Mkm. Senin (23/9/2024) mengatakan bahwa Bisophenol A / BPA senyawa kristal solid, putih, transparan, tahan pada suhu – 40 s.d 145 derajat C, meleleh pada suhu 150 derajat C, larut dalam air dan lemak termasuk etanol, asam asetat, dietil eter, dll

BPA ada dalam makanan dan non makanan. Makanan terbanyak di ikan kaleng 106 ng/gram, jagung beku kaleng, makanan kaleng lainnya termasuk susu evaporasi, makanan non kaleng: daging, dan ragi. Pada non makanan ada di botol plastik, mainan, peralatan listrik, perangkat otomotif, peralatan makanan, perangkat medis, sport, kemasan makanan, disket CD, dll, ujarnya.

dr Ngabila Salama Mkm mengatakan bahwa BPA berbahaya jika masif migrasi ke tubuh manusia karena kondisi kemasan rusak, penyok, goresan, korosi karat, kontak langsung seperti makanan kaleng, makanan tinggi lemak karena kadar BPA tinggi, kemasan tipis, waktu kontak yang lama, pemanasan suhu > 70 derajat C menyebabkan polikarbonat luruh dan BPA terlepas. Faktor suhu tinggi menjadi terbanyak risiko migrasi ke manusia.

“WHO menyatakan rerata kadar BPA pada anak > 3 th 70 ng/kgBB/hari dan dewasa 2 kali lipatnya. Kadar aman 0,05 mg/kgBB/hr dengan rerata kadar yang ditemukan pada urine manusia 0,03 mg/kgBB/hari. CDC menemukan 93 % urine anak < 6 tahun positif BPA.

BPOM menyatakan batas maksimal migrasi semua kemasan plastik 0,6 bagian per juta /bpj dan tahun 2021 ditemukan migrasi 0,033 dari galon air minum ke manusia,” ujar dr Ngabila Salama.

Pengaruh BPA kepada kesehatan dari berbagai studi yang masih minim mayoritas pada hewan uji coba dan studi observasional saja pada manusia:
1. Mengganggu kesuburan wanita / infertilitas dengan mengganggu konsepsi alami
2. Risiko keguguran pada wanita
3. Pertumbuhan janin terhambat / BBLR / prematur pada janin
4. BPA senyawa menyerupai hormon estrogen memicu kanker saluran reproduksi seperti payudara, ovarium, prostat dengan pertumbuhan sel terus meningkat
5. Obesitas dengan meningkatkan glukosa dan resistensi insulin. Naik 1 ng/mL menaikkan risiko obesitas 11 %
6. Penyakit jantung dengan mengurangi sinyal kontraksi jantung dan penyumbatan pembuluh darah bisa menyebabkan HT, DM
7. Gangguan perkembangan dan saraf anak terutama pada susu kaleng dan pemanasan polikarbonat plastik
8. Mengganggu kerja hormon dengan menghambat kerja hormon endokrin metabolisme glucuronic acid.

BPA inaktif 90 %, larut air, keluar melalui urine dan feses. 10 % aktif tertinggal di tubuh terbanyak tersimpan di jaringan lemak, hati, otak, ASI, Ketuban, plasenta, janin. (red)

Artikel ini telah dibaca 43 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

1.133 Anak Ikuti Sunatan Massal Gratis di RSUD Kembangan, DKI Jakarta

29 June 2025 - 19:39 WIB

30 Anak Ikuti Khitanan Massal Gratis di RSUD Taman Sari, Jakarta Barat

26 June 2025 - 19:31 WIB

Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan Smile Train Indonesia Gelar Operasi Bibir Sumbing Gratis di RSUD Kalideres

23 June 2025 - 10:27 WIB

Pemkot Jakarta Barat Perkenalkan Layanan Telekonsultasi Kesehatan Jiwa 24 Jam di SMAN 112

24 April 2025 - 19:27 WIB

Jaga Kesehatan Saat Ibadah Haji: 95% Ibadah Fisik, Kunci Sehat Ada di Diri Sendiri dan Sekitar

23 April 2025 - 20:15 WIB

Keberhasilan Perempuan Indonesia dalam Dunia Modern: Refleksi Hari Kartini dari Direktur RSUD Cengkareng

21 April 2025 - 15:04 WIB

Trending di Kesehatan