Menu

Mode Gelap
Kakanwil Agama Buddha Banten Hadiri Musda DPD Walubi 2024 Kapolresta Tangerang Pimpin Apel Siaga di Gerbang Tol Kedaton TNI – Polri Terjunkan 4.266 Personel Gabungan, Siap Amankan Rapat Pleno Penetapan Presiden dan Wakil Presiden RI Terpilih Pemilu 2024 di KPU RI Satresnarkoba Polrestro Bekasi Kota Gagalkan Peredaran Narkoba Jenis Shabu Sebanyak 10,56 KG Silahturahmi Nasional FK Mabes Tokoh Masyarakat Madura

Kesehatan · 18 Apr 2024 17:49 WIB

Penyakit Diabetes: Kenali dan Kendali Segera!


 Penyakit Diabetes: Kenali dan Kendali Segera! Perbesar

Oleh dr. Cindya Klarisa Simanjuntak, Sp.PD dokter di RSUD Tamansari Jakarta, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)

Jakarta, Komunitastodays, – Dalam rangka memperingati Hari Diabetes Nasional pada tanggal 18 April dr. Cindya Klarisa Simanjuntak, Sp.PD dokter di RSUD Tamansari Jakarta, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) meniliskan tentang kenali dan kendali Diabetes.

Diabetes mellitus (DM) masih menjadi masalah global dengan peningkatan jumlah penderita tiap tahunnya. Indonesia peringkat kelima negara dengan jumlah penderita DM tertinggi di dunia, DM sebagai silent killer dan mother of disease, menyebabkan komplikasi dan salah satu penyebab kematian utama di Indonesia.

Komplikasi DM: jantung koroner, penyakit ginjal kronik, kerusakan saraf, masalah kesehatan mulut, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan pembuluh darah, hingga gangguan mental.

Faktor risiko DM tipe 2 (yang didapatkan sesudah lahir) yaitu:

Berat badan. Populasi dengan indeks masa tubuh berlebih, lebih berisiko menjadi diabetes. IMT merupakan indikator sederhana dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan tinggi badan (dalam meter kuadrat). Untuk populasi asia, IMT >= 24 kg/m2 sudah dikategorikan overweight.
Rendahnya aktivitas fisik.

Asupan diet. Tingginya konsumsi makanan cepat saji dan makanan/minuman yang tinggi gula dan pemanis meningkatkan risiko diabetes
Riwayat keluarga. Studi menunjukkan keturunan pasien DM tipe 2 berisiko 30-70% berkembang menjadi DM tipe 2
Berat badan lahir rendah atau kelahiran prematur. Berat badan lahir rendah dan bayi yang lahir prematur memiliki risiko lebih besar berkembang menjadi DM tipe 2.
Kurang menerapkan pola hidup sehat setiap hari: CERDIK
Tanda dan gejala:

Gejala klasik DM yaitu: cepat merasa haus (polidipsi), sering buang air kecil (poliuri), dan cepat merasa lapar (polifagi) / 3P.

Penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya.
Pandangan mata kabur.
Luka yang tidak kunjung sembuh.
Diagnosis:
Penegakan diagnosis DM memerlukan pemeriksaan darah yang memenuhi kriteria sebagai berikut.

Kadar glukosa darah puasa >= 126 mg/dl
HbA1c >= 6.5%
++Kadar glukosa darah 2 jam pasca tes toleransi glukosa oral >= 200mg/dl
Adanya gejala klasik DM disertai kadar glukosa darah sewaktu >= 200mg/dl.
Prediabetes juga berisiko.
Selain itu, perlu diketahui pula kondisi prediabetes dimana 5-10% populasi prediabetes berkembang menjadi DM tiap tahunnya. Selain itu, 70% populasi DM akan berkembang menjadi DM. Prediabetes didiagnosis berdasarkan hasil pemeriksaan sebagai berikut.
Kadar HbA1c 5.7-6.4%
Glukosa darah puasa 100-125mg/dl
Glukosa darah 2 jam pasca tes toleransi glukosa oral 140-199mg/dl.

Siapa yang perlu memeriksakan diri?
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Mengobati lebih dini lebih baik daripada terlambat. Deteksi dan tatalaksana sejak dini akan menurunkan komplikasi. PERKENI (Perkumpulan Endokrin Indonesia) merekomendasikan populasi berikut untuk pemeriksaan penyaring segera.

Individu dengan indeks masa tubuh >= 23kg/m2 disertai aktivitas kurang, adanya orang tua dengan DM, penderita hipertensi dan hiperkolesterolemia, obesitas, wanita dengan sindrom polikistik ovarium, riwayat penyakit jantung Individu berusia lebih dari 45 tahun dengan atau tanpa risiko tersebut.

Mereka yang berisiko tinggi dengan hasil pemeriksaan glukosa plasma normal, sebaiknya diulang setiap 3 tahun. Mereka kelompok prediabetes, sebaiknya diperiksa ulang tiap 1 tahun.
Tatalaksana
Tatalaksana DM merupakan kendali jangka panjang. Pilar keberhasilan tatalaksana DM mencakup diet, aktivitas fisik, pengobatan yang tepat, monitoring gula darah dan edukasi penderita DM. Penurunan berat badan pada penderita DM dengan berat badan berlebih menjadi langkah awal dan penting dalam mengendalikan gula darah.

Asupan makanan yang disarankan mencakup makanan dengan gizi seimbang yang tinggi serat, rendah garam, dan membatasi asupan lemak jenuh. Aktivitas fisik yang disarankan sebaiknya olahraga dilakukan teratur 3-5 hari seminggu, selama 30-45 menit tiap sesinya, dengan total minimal 150 menit per minggu, tanpa jeda 2 hari berturut-turut. Pilihan pengobatan DM harus didiskusikan dengan dokter. Pengobatan penderita yang satu akan berbeda dengan yang lainnya. Tidak sekedar minum obat, penderita DM juga wajib memonitoring tekanan darah dan indikator laboratorium secara berkala mencakup kadar glukosa darah, fungsi ginjal, dan kolesterol dibawah pengawasan dokter.

Komunikasi dan kerjasama antara pasien dan dokter akan meningkatkan keberhasilan kendali glukosa darah dan komplikasinya. Kenali sedini mungkin, kendali seterusnya! (Red)

Artikel ini telah dibaca 23 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Dinas Kesehatan Dorong Dilakukanya Gaya Hidup Sehat

28 April 2024 - 13:47 WIB

Tips Nggak Boleh Kamu Paksain Masuk Kerja

15 April 2024 - 08:49 WIB

Simak! Tips Bugar dan Produktif ala CERDIK

15 April 2024 - 08:21 WIB

Yuk, Lebaran Tetap Jaga Kesehatan! Karena Sehat, investasi Terbesar

4 April 2024 - 19:13 WIB

Vaksin DBD Belum Menjadi Vaksin Program Gratis Pemerintah

3 April 2024 - 15:37 WIB

Simak Makanan Sahur Yang Buat Bertahan Lama dan Berenergi

1 April 2024 - 19:58 WIB

Trending di Kesehatan