Menu

Mode Gelap
Peringati Hari Kesiapsiagaan Bencana 26 April 2025, Warga DKI Jakarta Diimbau Lakukan Latihan Evakuasi Mandiri Breaking News: Paus Fransiskus Meninggal Dunia pada Senin, 21 April 2025 Doa Kebangsaan Umat Buddha Bersama Bhikkhu Thudong di Si Mian Fo PIK 2 Perjalanan Spiritual 38 Bhikkhu Thudong yang Penuh Makna dan Toleransi Kejari Jakarta Barat Resmikan Media Center untuk Wadah Sinergi Bersama Wartawan

Kesehatan · 18 Apr 2024 17:49 WIB

Penyakit Diabetes: Kenali dan Kendali Segera!


 Penyakit Diabetes: Kenali dan Kendali Segera! Perbesar

Oleh dr. Cindya Klarisa Simanjuntak, Sp.PD dokter di RSUD Tamansari Jakarta, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI)

Jakarta, Komunitastodays, – Dalam rangka memperingati Hari Diabetes Nasional pada tanggal 18 April dr. Cindya Klarisa Simanjuntak, Sp.PD dokter di RSUD Tamansari Jakarta, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) meniliskan tentang kenali dan kendali Diabetes.

Diabetes mellitus (DM) masih menjadi masalah global dengan peningkatan jumlah penderita tiap tahunnya. Indonesia peringkat kelima negara dengan jumlah penderita DM tertinggi di dunia, DM sebagai silent killer dan mother of disease, menyebabkan komplikasi dan salah satu penyebab kematian utama di Indonesia.

Komplikasi DM: jantung koroner, penyakit ginjal kronik, kerusakan saraf, masalah kesehatan mulut, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan pembuluh darah, hingga gangguan mental.

Faktor risiko DM tipe 2 (yang didapatkan sesudah lahir) yaitu:

Berat badan. Populasi dengan indeks masa tubuh berlebih, lebih berisiko menjadi diabetes. IMT merupakan indikator sederhana dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan tinggi badan (dalam meter kuadrat). Untuk populasi asia, IMT >= 24 kg/m2 sudah dikategorikan overweight.
Rendahnya aktivitas fisik.

Asupan diet. Tingginya konsumsi makanan cepat saji dan makanan/minuman yang tinggi gula dan pemanis meningkatkan risiko diabetes
Riwayat keluarga. Studi menunjukkan keturunan pasien DM tipe 2 berisiko 30-70% berkembang menjadi DM tipe 2
Berat badan lahir rendah atau kelahiran prematur. Berat badan lahir rendah dan bayi yang lahir prematur memiliki risiko lebih besar berkembang menjadi DM tipe 2.
Kurang menerapkan pola hidup sehat setiap hari: CERDIK
Tanda dan gejala:

Gejala klasik DM yaitu: cepat merasa haus (polidipsi), sering buang air kecil (poliuri), dan cepat merasa lapar (polifagi) / 3P.

Penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya.
Pandangan mata kabur.
Luka yang tidak kunjung sembuh.
Diagnosis:
Penegakan diagnosis DM memerlukan pemeriksaan darah yang memenuhi kriteria sebagai berikut.

Kadar glukosa darah puasa >= 126 mg/dl
HbA1c >= 6.5%
++Kadar glukosa darah 2 jam pasca tes toleransi glukosa oral >= 200mg/dl
Adanya gejala klasik DM disertai kadar glukosa darah sewaktu >= 200mg/dl.
Prediabetes juga berisiko.
Selain itu, perlu diketahui pula kondisi prediabetes dimana 5-10% populasi prediabetes berkembang menjadi DM tiap tahunnya. Selain itu, 70% populasi DM akan berkembang menjadi DM. Prediabetes didiagnosis berdasarkan hasil pemeriksaan sebagai berikut.
Kadar HbA1c 5.7-6.4%
Glukosa darah puasa 100-125mg/dl
Glukosa darah 2 jam pasca tes toleransi glukosa oral 140-199mg/dl.

Siapa yang perlu memeriksakan diri?
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Mengobati lebih dini lebih baik daripada terlambat. Deteksi dan tatalaksana sejak dini akan menurunkan komplikasi. PERKENI (Perkumpulan Endokrin Indonesia) merekomendasikan populasi berikut untuk pemeriksaan penyaring segera.

Individu dengan indeks masa tubuh >= 23kg/m2 disertai aktivitas kurang, adanya orang tua dengan DM, penderita hipertensi dan hiperkolesterolemia, obesitas, wanita dengan sindrom polikistik ovarium, riwayat penyakit jantung Individu berusia lebih dari 45 tahun dengan atau tanpa risiko tersebut.

Mereka yang berisiko tinggi dengan hasil pemeriksaan glukosa plasma normal, sebaiknya diulang setiap 3 tahun. Mereka kelompok prediabetes, sebaiknya diperiksa ulang tiap 1 tahun.
Tatalaksana
Tatalaksana DM merupakan kendali jangka panjang. Pilar keberhasilan tatalaksana DM mencakup diet, aktivitas fisik, pengobatan yang tepat, monitoring gula darah dan edukasi penderita DM. Penurunan berat badan pada penderita DM dengan berat badan berlebih menjadi langkah awal dan penting dalam mengendalikan gula darah.

Asupan makanan yang disarankan mencakup makanan dengan gizi seimbang yang tinggi serat, rendah garam, dan membatasi asupan lemak jenuh. Aktivitas fisik yang disarankan sebaiknya olahraga dilakukan teratur 3-5 hari seminggu, selama 30-45 menit tiap sesinya, dengan total minimal 150 menit per minggu, tanpa jeda 2 hari berturut-turut. Pilihan pengobatan DM harus didiskusikan dengan dokter. Pengobatan penderita yang satu akan berbeda dengan yang lainnya. Tidak sekedar minum obat, penderita DM juga wajib memonitoring tekanan darah dan indikator laboratorium secara berkala mencakup kadar glukosa darah, fungsi ginjal, dan kolesterol dibawah pengawasan dokter.

Komunikasi dan kerjasama antara pasien dan dokter akan meningkatkan keberhasilan kendali glukosa darah dan komplikasinya. Kenali sedini mungkin, kendali seterusnya! (Red)

Artikel ini telah dibaca 25 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pemkot Jakarta Barat Perkenalkan Layanan Telekonsultasi Kesehatan Jiwa 24 Jam di SMAN 112

24 April 2025 - 19:27 WIB

Jaga Kesehatan Saat Ibadah Haji: 95% Ibadah Fisik, Kunci Sehat Ada di Diri Sendiri dan Sekitar

23 April 2025 - 20:15 WIB

Keberhasilan Perempuan Indonesia dalam Dunia Modern: Refleksi Hari Kartini dari Direktur RSUD Cengkareng

21 April 2025 - 15:04 WIB

Warga Jakarta, Yuk Cek Status Kepesertaan JKN Kamu!

11 April 2025 - 21:38 WIB

RSUD Tamansari Tawarkan Vaksin HPV Gardasil 4 Strain dengan Harga Terjangkau

12 March 2025 - 08:53 WIB

Pokja PWI Jakarta Barat Gelar Audiensi dengan RSUD Cengkareng

24 February 2025 - 17:09 WIB

Trending di Kesehatan