Jakarta,Komunitastodays,- Kementerian Pariwisata Republik Indonesia menggelar acara silaturahmi bagi para pensiunan dari kementerian itu, di Balairung Gedung Sapta Pesona Jl. Medan Merdeka Barat No.17, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (22/5/2022).
Silaturahmi ini ternyata sangat menggugah hati para pensiunan itu. Salaman tangan dan saling sapa pada siang itu memperlihatkan wajah yang gembira dan perasaan yang bersyukur.
Acara yang diberi tajuk “Indonesia Tourism Forum dan Pensiunan Kementerian Pariwisata” mempertemukan para karyawan kementerian itu yang sudah tidak lagi bekerja di lembaga yang mereka cintai itu. Selama puluhan tahun mereka mengabdikan diri dengan bekerja keras hingga batas usia membuat mereka harus pensiun.
Masa pensiun bisa dialami secara berbeda-beda oleh setiap orang. Namun saat-saat terpisah dari sebuah komunitas kerja itu, tak sedikit dampak psikologis yang mereka alami. Selain senang karena bisa memiliki waktu yang banyak di tengah keluarga bersama anak dan cucu, juga terjadi masa pensiun itu membawa rasa kesepian dan rindu pada kebersamaan lagi.
Pengalaman ini dialami oleh Santa Tambunan. Usai pensiun Santa Tambunan menghadapi hidup penuh kegembiraan dengan keluarga. Santa mengenang ketika masih aktif bekerja, waktu untuk keluarga memang dirasa tak cukup. Namun sebagai wanita, dirinya menyadari betapa hidupnya hanyalah sebuah bahtera yang sedang berlayar. Kadang bahtera itu terombang-ambing melewati badai-badai kecil, kadang bahtera itu berjalan dengan tenang di atas gelombang kehidupan.
“Saya sangat senang dengan pertemuan ini. Kegiatan ini sangat mengharukan hati saya kekeluargaan yang dulu saya alami saat masih aktif bekerja di lembaga ini, terasa kembali saat pertemuan hari ini. Reuni dan silaturahmi ini membesarkan hati saya,” tutur Santa Tambunan yang ditemui siang itu.
Bagi Santa, reuni ini membuat dirinya teringat kembali saat-saat indah ia bekerja dan membangun kebersamaan dengan teman dan pimpinan. Bila itu diingat kembali, terasa hidup ini begitu indah.
“Saya menikmati masa pensiun. Dan masih berkomunikasi dengan teman-teman sekantor dulu. Namun, ada yang sudah mendahului saya. Saya sedih. Di saat-saat seperti itu, saya merenung dan melihat hidup ini seperti pertemuan dan perpisahan.
Karena itu saya beranggapan bahwa kalau saya bertemu dengan teman, itu bisa dianggap sebagai pertemuan terakhir, karena saya tidak tahu apa yang akan terjadi setelah pertemuan itu,” tutur Santa.
Santa berharap acara silaturahmi seperti ini perlu terus diselenggarakan bagi para pensiunan Kementerian Pariwisata. Berjumpa dengan sesama teman lama ternyata membuat dirinya kuat kembali dengan rasa kekeluargaan yang pekat.
Bagi Robby Binawan, pertemuan ini membuat dirinya kembali bersemangat menghadapi hidup hari ini. Robby yang pensiun pada 2019 masih merasa segar dengan hidupnya. Pergumulan sempat ia alami saat awal melepaskan masa kerja di lembaga yang ia cintai itu. Beruntung dirinya mendapat tawaran kerja dari sahabatnya sehingga ia tak kehilangan aktivitas. Robby yang asli Rembang itu merasa bersyukur bahwa dirinya baru pensiun pada usia 65 tahun. “Itu suatu kekecualian yang saya alami, dan merupakan rahmat tersendiri,” tutur pria bersuara tenor itu.
Robby menampik stigma bahwa masa pensiun adalah masa kesepian. “Tidak. Masa pensiun itu tetap sangat berguna bagi setiap orang. Hidup ini hanya sementara saja di dunia. Hidup adalah kesempatan. Hidup ini sudah menjadi berkat untuk kita semua. Saya berterima kasih kepada Tuhan karena saya karyawan di sini, pensiun pada usia 65 tahun,” tutur pria yang akan memasuki usia 69 tahun ini.
Jabatan Robby Binawan di kementerian itu sebagai peneliti madya. Pekerjaannya mengamati data wisatawan dan saya menulis buku. Sudah delapan bukunya yang dipublikasikan.
Perjumpaan dengan teman-teman pensiunan hari itu sangat menggembirakan hati Santa Tambunan dan Robby Binawan. Mereka berharap kegiatan seperti ini berlangsung terus karena setiap perjumpaan memberi harapan untuk langkah hidup ke depan. * (Rika)